
Golden Week bulan Mei di Makau memberikan kejutan positif bagi operator perjudian dan analis, dengan pendapatan kotor perjudian (GGR) naik sekitar 10% dibandingkan tahun sebelumnya dan jumlah kunjungan melonjak sebesar 41%. Kinerja yang kuat ini mendorong para analis untuk merevisi naik perkiraan mereka untuk bulan Mei.
Analis Senior Seaport Research Partners, Vitaly Umansky, menggambarkan hasil tersebut sebagai “menggembirakan,” meskipun ia memperingatkan bahwa lonjakan tersebut mungkin sebagian besar mencerminkan “permintaan yang dimajukan.” Ia menekankan bahwa beberapa minggu mendatang akan menjadi “krusial” untuk menilai apakah momentum ini dapat berlanjut. Jika GGR harian dapat mempertahankan rata-rata MOP620–625 juta (sekitar US\$78 juta), Umansky kini memperkirakan GGR bulan Mei akan tumbuh 5,3% dibandingkan tahun sebelumnya.
Ia menambahkan bahwa kekuatan yang berkelanjutan hingga bulan Juni—yang secara historis merupakan bulan yang lemah—dapat memicu revisi naik terhadap perkiraan GGR tahun 2025. Seaport awalnya memproyeksikan peningkatan GGR sebesar 3,4% untuk tahun fiskal 2025, namun angka tersebut mungkin akan naik jika tren positif terus berlanjut.
Umansky mencatat adanya perubahan perilaku pengunjung, di mana pemain premium kini cenderung tinggal lebih lama selama periode liburan. Namun, ia memperingatkan bahwa komposisi wisatawan Makau saat ini terlalu bergantung pada pengunjung harian dengan pengeluaran rendah, yang menyebabkan kemacetan tanpa memberikan peningkatan pendapatan yang signifikan.
Ia menyerukan agar pemerintah mengalihkan kembali upaya untuk menarik wisatawan bernilai tinggi yang menginap, khususnya dari kalangan menengah dan atas Tiongkok daratan. Namun, biaya perjalanan yang meningkat, lemahnya nilai tukar yuan Tiongkok, dan rendahnya sentimen konsumen terus menjadi tantangan bagi pertumbuhan.
Di antara operator yang terdaftar di Makau, Umansky melihat Las Vegas Sands (dan Sands China) serta Galaxy sebagai saham yang undervalued dan memiliki posisi yang kuat untuk meraih keuntungan pada paruh kedua tahun ini. Sebaliknya, ia memberikan peringkat “Sell” untuk SJM, dengan alasan tingginya utang, prospek bisnis satelit yang tidak jelas, dan potensi pangsa pasar yang lemah.