
Penutupan sebagian besar kasino satelit Makau pada akhir tahun 2025 menghadirkan tantangan sekaligus peluang bagi SJM Resorts S.A. Di satu sisi, perusahaan harus mengelola relokasi lebih dari 4.000 karyawan. Di sisi lain, mereka memiliki kesempatan untuk meningkatkan kinerja di properti unggulannya di Cotai, Grand Lisboa Palace (GLP).
Saat ini, sembilan kasino satelit SJM memiliki sekitar 440 meja permainan. Seiring dengan penutupan tempat-tempat ini, pemerintah Makau mengonfirmasi bahwa meja-meja tersebut akan dikembalikan ke SJM. Meskipun Ponte 16 dan L’Arc tetap beroperasi melalui akuisisi—mempertahankan 176 meja—SJM masih akan memperoleh 264 meja untuk realokasi.
Ini membuka pintu bagi pertumbuhan. GLP, yang memiliki banyak ruang kosong, dapat menampung sekitar 100 meja baru. Dibandingkan dengan kasino satelit yang sudah ketinggalan zaman, resor terpadu seperti GLP menawarkan potensi pendapatan yang lebih kuat berkat fasilitas modern dan program pelanggan yang lebih baik.
Melihat contoh-contoh terkini, MGM China meningkatkan pangsa pasarnya di Makau dari 9% sebelum COVID menjadi lebih dari 15% dengan menambah 198 meja permainan di bawah konsesi tahun 2022. Meskipun peningkatan MGM juga mencerminkan inovasi, jumlah meja yang lebih besar jelas membantu kinerja.
SJM kini bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar GLP dari 2,8% menjadi 6%. Namun, keputusan untuk memprioritaskan Ponte 16 dan L’Arc daripada kasino satelit dengan kinerja yang lebih kuat seperti Landmark atau Fortuna telah memicu perdebatan. Dinamika internal, alih-alih kinerja pendapatan, mungkin menjadi pendorong pilihan tersebut.
Dalam jangka pendek, SJM menghadapi tekanan biaya kepegawaian—serupa dengan saat kasino satelit sebelumnya ditutup pada tahun 2023. Respons perusahaan selama masa transisi ini akan menjadi sangat penting dalam menentukan peran masa depannya di lanskap kasino Makau yang terus berkembang.