
Era Digital Dorong Judi Online Jadi Sorotan
Wakil Perdana Menteri Thailand sekaligus Menteri Ekonomi Digital dan Masyarakat, Paset, tengah mengkaji kemungkinan melegalkan judi online. Seiring kemajuan teknologi, popularitas judi online meningkat pesat—namun aktivitas ini masih berada di luar kerangka hukum Thailand.
Miliaran Baht Mengalir ke Pasar Tanpa Pajak
Menurut data dari Statista, nilai pasar judi online di Thailand diperkirakan mencapai 19 miliar THB pada 2024. Mantan Perdana Menteri Thaksin juga mengungkap bahwa 2–4 juta warga Thailand menghabiskan 300–500 miliar THB per tahun untuk berjudi. Sektor yang berkembang pesat ini terus memberi dampak besar pada ekonomi dan masyarakat nasional.
Operator Berbasis di Negara Tetangga
Sebagian besar situs judi online beroperasi dari negara-negara seperti Filipina, Kamboja, dan Myanmar, yang memiliki regulasi lebih longgar. Situs-situs ini menawarkan layanan lengkap mulai dari taruhan olahraga hingga lotre online.
Media Sosial Jadi Motor Pertumbuhan—dan Kekhawatiran
Banyak platform judi memanfaatkan influencer dan media sosial untuk promosi. Namun, ini memicu kekhawatiran dari lembaga perlindungan anak dan keluarga. Lonjakan kasus kejahatan siber, pencucian uang, serta dampak kesehatan masyarakat juga memperkuat perdebatan publik.
Pemerintah Siapkan Legalisasi Terkontrol
Sebagai tanggapan, kementerian yang dipimpin Paset tengah menyusun rencana legalisasi dengan pengawasan ketat. Tujuan utamanya: meningkatkan pendapatan pajak, mengurangi kejahatan siber, dan mendukung industri pariwisata melalui sistem yang transparan. Pemerintah saat ini mempelajari model dari Makau, Amerika Serikat, dan Singapura.
Regulasi Diperkirakan Rampung pada 2025
Langkah-langkah yang tengah dipertimbangkan termasuk verifikasi identitas, batas usia minimal, dan pemeriksaan sumber dana. Namun, legalisasi masih menuai pro-kontra. Para kritikus menyoroti risiko kecanduan dan dampak terhadap anak muda. Pemerintah menegaskan bahwa tanpa standar regulasi yang jelas, rencana ini tidak akan dilanjutkan. Hasil studi dan langkah selanjutnya diperkirakan diumumkan pada tahun 2025.